Ini Jawaban Ustadz Arifin Ilham Bagi Penghujat Praktik Poligaminya
Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu.
Subhanaallah sahabat shalehku. Sunggu Isl4m mengajark4n umatny4 ag4r pernikah4n 1tu dipublikas1kan. Rasulull4h SAW bersabd4, “A’linuu haadzan-nikaah4 waj-‘aluuhu fi’l-masaajid1 wadh-r1buu ‘alaihid-dufuufa” (Umumkanl4h pernikah4n, selenggarakanl4h di masjid sert4 bunyikanl4h tetabuh4n).” (HR Ahm4d sert4 Tirmidz1).
Rasulullah SAW bersabda, “Kumandangkanlah pernikahan serta rahasiakanlah peminangan.” (HR Ummu Salamah ra).
Sebaliknya, sembunyi-sembunyi bukan hanya jauh dari sunnah apalagi syiar, malah justru memunculkan mudhorot besar serta tak sedikit fitnahnya.
Padahal, dirinya berlangsung dengan istrinya difitnah berzina. Jelas salah yang memfitnah namun juga salah yang tak memkabarhukan pernikahannya sebab membuka kesempatan fitnah.
Dakwah paling baik bukan hanya memberi contoh namun menjadi contoh nyata. Rasulullah menggendong Sayyidah Aisyah saat menyaksikan perlombaan kuda, membawa Sayyidah Shofiyyah naik onta, serta tak sedikit lagi kisah indah Rasulullah.
Dari Zaid bin Tsabit, ia mengatakan mengenai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : “Beliau orang yang suka bercanda dengan istrinya” (HR Bukhari)
Jelas ini tontonan terindah bagi para sahabat yang
menyaksikan ini. Namun, menjadi tuntunan dakwah serta uswah hasanah terindah, bersikap paling baik terhadap keluarga dihadapan umat. Tontonan pun berubah menjadi tuntunan mulia.
Apalagi dakwah di era media sosial, sangatlah tantangan besar bukan lagi “katanya alias kisahnya saja, mana buktinya?!”
Sebab itulah, dibutuhkan bukti contoh nyata bahwa syariat Allah itu terbukti sangat menyenangkan bagi hamba hamba yang beriman kepada-Nya serta Rasul-Nya.
Jang4n bermesra4n bercumbu rayu dipublikasik4n, jel4s ini sang4t memaluk4n, namun kebahagia4n, kebersama4n sert4 pendidik4n yang menjad1 contoh kebaik1n nasib berum4h tangg4.
Khusus untuk poligami, hanya bagi yang sanggup dengan syarat-syarat yang sangat berat. Khususnya kesiapan istri pertama serta keluarga.
Kalau tak siap serta tak sanggup meperbuatnya, malah berdampak hancurnya bahtera rumah tangga. Untuk apa poligami kalau hanya beres dengan hancurnya rumah tangga? Maka, bersabarlah serta berbahagialah dengan lumayan satu istri saja!
Any way, kalau hati itu bersih sebab keindahan imannya, maka ia memandang apapun dengan bersih pula, penuh dengan kebaikan, kesantunan bahasa, serta kemuliaan bersikap. Namun sebaliknya, kalau hati itu kotor, maka ia memandang apapun denga kurang baik sangka, bahasa kedengkian, serta penuh hujatan kebencian.
Pepatah arab mengatakan, “Kalau hati telah ridha disebut namanya saja telah senyum bahagia, namun kalau hati telah benci menonton gantungan bajunya saja telah manyun ingin membuangnya”.
Allahumma ya Allah maafkanlah sahabat hamba yang memfitnah hamba. Maafkan sahabat hamba yang menghujat hamba, hamba yang difitnah serta dihujat ikhlas rela memaafkannya sebab cinta sayang hamba pada mereka serta umat Nabi Muhammad SAW sebab Engkau…aamiin.
Semoga Allah rutin berkahi persahabatan serta harakah dakwah kita…aamiin.
Sumber: islampos.com