Kalau Lewat Tempat Angker Itu Jangan Bilang Permisi Atau ‘Amit-amit’, Tapi Baca Doa Ini Dijamin Setan Pada Kabur!
Seberapa tidak jarang kami takut apabila melalui tempat berhantu yang seketika membikin bulu kuduk merinding?
Tak disadari berbagai dari kami mungkin ada yang mengatakan “permisi..numpang..numpang… amit-amit.. jangan ganggu ya” alias kami melempar makanan serta kopi saat melalui sebuahintinya supaya tidak diganggu oleh makhluk halus yang berada di tempat tersebut.
Tahukah Sob faktor tersebut justru membikin kami menjadi diganggu, sebab dengan mengatakan demikian kami telah mengakui bahwa mereka punya kekuatan untuk mengganggu kita.
Berucap meminta izin pada makhluk mistik alias tempat berhantu juga bsia dikategorikan sebagai sebagai syirik. Sebab saat berucap semacam itu tidak disengaja hati minta perlindungan pada tidak hanya Allah. Padahal meminta perlindungan serta bergantung hanya boleh pada Allah Subhanahu wata’ala.
Meminta perlindungan alias Isti’adzah tergolong ibadah sebab di dalamnya berisi permintaan serta setiap permintaan merupakan do’a (Lihat At Tamhid, hal. 168)
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan apabila syetan mengganggumu dengan sebuahgangguan, maka mohonlah perlindungan terhadap Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengenal” (QS. Fushilat: 36).
Penulis Fathul Majid, Syaikh ‘Abdurrahman Alu Syaikh rahimahullah mengatakan,
ما كان عبادة لله' فصرفه لغير الله شرك في العبادة ، 'فمن صرف شيئاً من ه'ذه العبادات لغير الله جعله شريكاً' لله في عبادته ونازع الرب في إلهيته كما أن من صلى لله صلى :لغيره يكون عابداً لغير الله ، ولا فرق
“Segala bentuk peribadahan pada Allah apabila dipalingkan terhadap tidak hanya Allah, maka tergolong syirik dalam faktor ibadah. Siapaa saja yang memalingkaan salah satu ibadaah terhadaap tidak hanyaa Allah, maka ia beraarti telah menjadikaan Allah sekutu dalam ibaadah. Ia sangatlah telah menantang Allah dalam faktor ilahiyah (peribadahan). Sebagaimana siapa yang shalat terhadap tidak hanya Allah, maka ia menjadi hamba bagi tidak hanya Allah tersebut. Tidak ada beda sama sekali dengan faktor tadi.”
Artinya, barangsiapaa yang memintaa perlindungaan (beristi’adzaah) pada tidak hanyaa Allah, ia berarti telaah terjaatuh pada kesyirikaan sebaab isti’adzah merupakaan ibaddah. Naudzubillah.
Begitu pula apabila kami meminta Perlindungan pada tempat berhantu alias penunggu di suatutempat.
Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
“Dan bahwasanya ada berbagai orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan terhadap berbagai laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu meningkatkan bagi mereka dosa serta kesalahan” (QS. Al Jin: 6).
Ada dua tafsiran di antara para ulama tentang ayat di atas. Sebagaimana pendapat Maqotil, maksud ayat tersebut merupakan manusia meningkatkan kearoganan pada jin dikarenakan manusia meminta perlindungan pada jin.
Tafsiran lainnya menyatakan, jin meningkatkan pada manusia kekeliruan serta mereka akhirnya melampaui batas. Faktor ini sebagaimana pendapat Az Zujaj.
Abu ‘Ubaidah mengatakan, “Jin menjadikan manusia bertambah keliru serta melampaui batas”. Ibnu Qutaibah mengatakan, “Jin menjadikan manusia sesat”. Yang dimaksud “rohaqo” sumbernya merupakan ‘aib (cacat). Jadi kadang ada yang menyebut, “Fulan mempunyai rohaqo dalam agamanya (maksudnya: mempunyai cacat dalam agamanya)” (Lihat Zaadul Masiir, 8: 379)
Abul ‘Aliyah, Robi’ serta Zaid bin Aslam mengatakan bahwa makna rohaqo merupakan takut.
Ini berarti setan malah membikin manusia menjadi takut, bukan malah bertambah tenang.
Kholwah binti Hakim As Sulamiyyah mengatakan bahwa ia sempat mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ نَزَلَ مَنْزِلاً ثُمَّ قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. لَمْ يَضُرُّهُ شَىْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ
“Barangsiapaa yang singgah di sebuaah tempat lantaas ia mengucapkaan “a’udzu bi kalimaatillaahit taammaati min syarri maa kholaaq” (Aku berlindung dengaan kalimat-kalimat Allah yang sempurnaa dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya)”, maka tidaak ada sama sekali yang bisaa memudhorotkannya hingga ia berpindaah dari tempat tersebut” (HR. Muslim no. 2708)
Dzikir di atas tergolong di antara wacana dzikir petang yang bisa diselalukan setiap harinya.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَالَ حِينَ يُمْسِى ثَلاَثَ مَرَّاتٍ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ يَضُرَّهُ حُمَةٌ تِلْكَ اللَّيْلَةَ
“Barangsiapa mengucapkan ketika masaa’ “a’udzu bi kalimaatillahit taammaati min syarri maa kholaq” (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya) setidak sedikit tiga kali, maka tidak ada racun yang bakal membahayakannya.” Suhail mengatakan, “Keluarga kami biasa mengamalkan wacana ini, kami mengucapkannya setiap malam.” Nyatanya anak perempuan dari keluarga tadi tidak mendapati sakit apa-apa. (HR. Tirmidzi, beliau mengatakan hadits ini hasan)
Maka, lebih baik berdoa meminta perlindungan terhadap Allah Subhanahu wata’ala daripada meminta perlindungan pada setan, Semoga kami semua senantiasa diberbagi perlindungan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Aamiin.