Dalam Hitungan Menit, Zikir Ini Bisa Menghapus Dosa Sebanyak Buih di Lautan
Bagi mereka yang tetap ingin merasa adanya keimanan serta tetap ingin merasakan lezatnya iman meski sedikit. Maka hati mereka sedikitnya bakal peka apabila melakukan maksiat alias melakukan sebuahkesalahan dalam aliran agama. Hatinya juga bakal terasa kecewa apabila terluput dari kebaikankan meski sedikit. Maka hati bakal kecewa apabila terluput takbir pertama shalat berjamaah di masjid, hati bakal kecewa tatkala mata ini sangat susah dijaga dari pandangan yang diharamkan. Belum lagi dengan faktor yang lebih besar umpama ketiduran shalat subuh alias terjerumus dalam dosa yang lebih besar seperti berzina, korupsi serta lain-lainnya
Seorang muslim yang hatinya tetap nasib serta ada keimanan maka ia bakal sadar dengan kesalahannya meski sedikit, hatinya bakal tak tenang dengan maksiat alias kesalahan yang ia lakukan meski sedikit, jiwanya terguncang dengan pandangan haram meski sedikit. Ia tak seperti orang yang telah keras bahkan mati hatinya, tak peka terhadap maksiat serta tetap biasa saja apabila melakukan kesalahan.
Salaah satu ciri muslimm yang berjiwa haniff mencari kebenaraan merupakaan merasa tak tenang dengaan dosa mesikipun sangaat sedikitt. sebagaimana perkataan sahabat Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Sesungguhnya seorang mukmin menonton dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung serta khawatir gunung tersebut bakal menimpanya. Sedangkaan seoraang yang fajir (yang gemar maksiaat), ia bakal menonton dosanya sepertii seekor lalat yang lewaat begittu saja di hadapan batang hidungnyaa.” (HR. Bukhari)
Sahabat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu juga menyinggung bagaimana umat di era kini ini tak jarangkali meremehkan dosa-dosa, “Sesungguhnya anda mengerjakan amalan (dosa) di hadapan mata anda tipis seperti rambut, tetapi kami (para sahabat) yang nasib di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpendapat dosa seperti itu seperti dosa besar yang membinasakan.” (HR. Bukhari)
Zikir Penghapus Dosa Setidak sedikit Buih Di Lautan
Yaitu dengan membaca lafadz ini 100x yang hanya membutuh waktu sebentar hanya sekian menit serta bisa di baca kapan saja serta di mana saja (kecuali tempat yang dilarang umpama kamar mandi). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa membaca: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ (Subhanallahi Wa bihamdihi) seratus kali (100x) dalam sehari, maka dosanya bakal dihapus meskipun setidak sedikit buih lautan.” (HR. Muslim)
Apakah harus dibaca dalam satu waktu? Tak mesti juga membaca harus 100 x dalam satu hitungan, bakal tetapi menurut pendapat terkuat bahwa 100 kali merupakan akumulasi wacana dalam sehari. Bisa sehingga pagi 30, siang 30 serta malam 40. Imam Ath-Thayyibi rahimahullah mengatakan, “Sama saja apakah wacana tersebut (subhanallah 100 kali) terpisah alias dalam satu kali bacaan, dalam satu majelis alias dalam berbagai majelis. Di awal siang alias di akhir siang. Bakal tetapi yang lebih baik merupakan mengumpulkannya di awal siang.”
Ada dzikir seusai shalat yang juga menghilangkan dosa setidak sedikit buih di lautan, bakal tetapi caranya seusai berakhir shalat saja. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa mengucapkan tasbih (mengucapkan ‘subhanallah’) di setiap akhir shalat setidak sedikit 33 kali, mengucapkan hamdalah (mengucapan ‘alhamdulillah’) setidak sedikit 33 kali, bertakbir (mengucapkan ‘Allahu Akbar’) setidak sedikit 33 kali lalu sebagai penyempurna (bilangan) seratus ia mengucapkan,
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
“Tiada Tuhan yang berhak disembah dengan haq tidak hanya Allah Yang Maha Esa, tak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala puji serta bagi-Nya kerajaan. Dirinyaa Maha Kuasa atas segalaa sesuatu, maka Aku bakaal mengaampuni dosa-dosanyaa sekalipunn setidak sedikitt buih di lautann.” (HR. Muslim)
Akan tetapi butuh diperhatikan, jangan dengan ada hadits ini, kami sehingga mremahkan dosa, berpikir kelak gampang bakal dihapus sebentar dengan wacana ini. Al-Munawi rahimahullah mengatakan, “Orang yang mempercayakan semakin dzikir ini bakal tetapi ia semakin bermaksiat sekehendak syahwatnya, melanggar agama Allah serta kehormatannya, Janganlah ia menyangka bakal disamakan dengan orang yang dibersihkan serta disucikan, jangan menyangka ucapannya bakal mendapat pahala dengan lisannya, padahal tak ada ketakwaan (rasa takut) serta amal shalih pada dirinya.”
Catatan Penting Terkait Amalan Zikir Ini
1. Dosa yang dihapus merupakan dosa alias kesalahan pada hak Allah saja. Misal kami bermaksiat melakukan dosa yang melanggar larangan Allah alias lalai dalam ibadah keharusan kita, maka itu tergolong dosa terhadap Allah. Tapi apabila berkaitan dengan hak sesama manusia, maka harus diberakhirkan dengan yang bersangkutan, meminta maaf alias mengembalikan haknya berupa barang alias hutang.
2. Dosa yang dihapus merupakan dosa-dosa kecil, adapun dosa besar yang ia lakuka semakin menerus maka ia harus bertaubat dengan cara khusus dengan taubat nasuha serta syarat-syarat taubat nasuha. Allah Ta’alla berfirmann, “Hai orang-orang yang berimann, bertaubatlaah terhadap Allah dengaan taubataan nasuhhaa (taubat yang semurni-murninnya).” (QS. At Tahrim: 8)
3. Apabila merasa melakukan dosa yang besar, maka ia bisa melakukan shalat taubat dua rakaat. Rasulullah shallallahhu ‘alaihi wa sallam bersabdaa, “Tidaklah seoraang hamba melakukaan dosa kemudian ia bersucii dengan baikk, kemudian berdiri untuk melakukaan shalat dua raka’att kemudian memintaa ampun terhadapp Allah, kecuali Allah bakal mengampuninyaa.” Kemudian beliau membaca ayat ini, “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan lakukanan keji alias menganiaya diri sendiri, mereka ingat bakal Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka serta siapa lagi yang bisa mengampuni dosa tidak hanya dari pada Allah? Serta mereka tak meneruskan lakukanan kejinya itu, sedang mereka mengenal.” (HR. Tirmidzi)
