Istriku "Memukul" Ibuku, Aku Marah dan Mengusirnya. Tapi Setelah Anakku Mengatakan "Satu Kalimat" Ini, Aku pun Langsung Berlutut dan Memohon Istriku Kembali!

Sebelum menikah, ibuku telah tak suka dengan istipsu sekarang, sebab ia tumbuh serta besar di desa. Aku merupakan seorang pegawai negeri, istipsu merupakan seorang pekerja di sebuah perusahaan swasta. Ibuku merasa pekerjaanku merupakan pekerjaan yang lumayan baik, sedangkan pekerjaan istipsu tak begitu stabil.



Meski istipsu merupakan wanita yang sangat baik hati serta cantik, tapi ibuku tak merasa itu merupakan sebuahkelebihan. Ibuku tetap mengatakan, wanita semacam itu di jalanan juga tak sedikit, pilih saja satu. Tapi aku sangat menyayangi wanitaku, aku memohon terhadap ibuku untuk merestui kami, hingga akhirnya bunda pun setuju, serta kita pun menikah.

Ketika menikah, kita bayar rumah bersama, juga tak ada uang mahar, tapi istipsu tak komplain. Seusai menikah, kita tinggal bersama ibuku. Bunda pun meminta supaya ia yang memegang kartu tabunganku, ya telah aku berbagi saja.

Belum lama menikah, istipsu hamil. Ia bekerja serta juga mengurus rumah. Sedangkan ibuku tak meperbuat apa-apa. Ibuku mengatakan bahwa kartu tabungan istipsu kasih ke dirinya juga, tapi istipsu menolak. Faktor ini membikin ibuku komplain semakin selagi kemarin hari.

Seusai anakku lahir, hampir setiap hari ibuku semakin bersama istipsu. Bunda tak menolong apa-apa, malah mengatakan melahirkan anak, buang-buang uang saja serta tak peduli dengan cucunya itu. Ketika aku ada waktu, aku bakal menolong istipsu menjaga anakku.

Terkadang istipsu memberi bunda hadiah, tapi bunda tak mau menerimanya serta menuduh istipsu mengambil uang keluargaku untuk diberbagi terhadap keluarganya. Aku menonton bunda sangat yakin, jadi membikinku percaya.

Sejak anakku lahir, hampir setiap hari aku bertengkar dengan istipsu serta tak semacam dulu lagi.

Suatu hari ketika aku hingga di rumah, aku menonton bunda duduk di lantai sambil menangis, dengan putipsu yang berumur 4 tahun di sebelahnya. Aku segera memeluk serta menggendong putipsu masuk ke kamar.

Ibuku yang menangis mengatakan bahwa istipsu memukul serta mendorongnya, faktor ini membikinku sangat marah. Aku pun menampar istipsu serta mengatakan bahwa aku ingin bercerai. Ia pun menangis serta pergi.

Keesokan harinya, putipsu semakin ribut mencari mamanya. Aku pun mengatakan kalau mamanya sedang berangkat ke rumah nenek (ibu istrinya). Putipsu yang berumur 4 tahun mengatakan: "Pa, apa sebab nenek memukul mama, jadi mami marah?"

Aku yang mendengar perkataan putipsu sontak kaget, aku bertanya terhadap putipsu bagaimana itu terjadi. Putipsu mengatakan, nenek memukul mamanya, kemudian nenek duduk sendiri di lantai serta menangis.

Aku merasa bego sekali. Kemudian aku berangkat bertanya terhadap ibuku, ia pun mengakuinya, ia mengatakan sebab ia tak suka dengan istipsu, jadi ia ingin aku bercerai dengannya.

Lalu aku segera berangkat mencari istipsu, berlutut meminta maaf serta memohonnya supaya kembali ke sisiku, tapi ia tak mau.

Istipsu mengatakan bahwa ia ingin bercerai saja! Terbukti ini merupakan kesalahanku, tapi aku sangat rugi serta ingin memperbaikinya. Apa yang wajib kuperbuat?

Sumber: happylady

http://www.cerpen.co.id/post_145334.html

Postingan populer dari blog ini

Baru Seminggu Suaminya Meninggal. Ibu Ini Berhubbungan Dengan Anaknya Sendiri Atas Dasar Sama­ Sama Suka.

Ternyata Cium Janda 1 Menit Dapat Perpanjang Umur 1 Tahun, ini Faktanya

Video Siswi SMA Melahirkan di Kelas saat Jam Pelajaran Buat Geger Netizen