Inilah 4 Golongan yang Dicintai Allah

Tidak ada ketersanjungan yang lebih besar ketika gayung bersambut dalam percintaan. Setiap pemeluk agama tentu mempunyai cinta terhadap Tuhan dan berharap sebaliknyak, yakni Tuhan mencintainya. 



Dicintai oleh Allah merupakan dambaan setiap Muslim sebab dicintai Sang Pencipta berarti ada jaminan keselamatan, kedekatan dan pengampunan. Oleh sebab itu, setiap manusia harus berusaha untuk mendapat cintaNya. Berikut merupakan 4 golongan manusia yang dicintai Allah:

1. Pelaku kebaapabilan (almuhsinin)
Allah memakai kata cinta alias ‘hubb’ untuk menyebutkan kasihNya terhadap seorang hamba setidak sedikit 20 kali dalam al-Qur’an, dan yang paling tidak sedikit disebut sebagai orang yang dicintai Allah merupakan al-muhsinin, yakni setidak sedikit 5 kali.

Secara bahasa al-muhsinin berarti ‘para pelaku kebaapabilan’. Dalam tidak sedikit konteks, pelaku kebaapabilan yang dimaksud paling tidak jarang mengacu ke orang-orang yang rela mengeluarkan budget alias uang dan materi lainnya ikhlas sebab Allah, menahan amarah, memaafkan, bertakwa dan beriman.

Hal itu umpama tersedia dalam surah al-Baqarah ayat 195, “Berinfaklah di jalan Allah dan jangan jerumuskan diri sendiri dalam kebinasaan (bunuh diri). Berbuat baiklah. Sungguh Allah mencintai para pelaku kebaikan (al-muhsinin).”

Firman Allah yang lain, “ ... yaitu orang yang berinfak baik dalam keadaan lapang maupun sempit, yang menahan amarah, dan yang memaafkan orang lain. Allah mencintai para pelaku kabaapabilan,” (QS. Ali Imran [3]:143).

Di surah yang sama, Ali Imran, Allah juga memakai ungkapan serupa ketika menyebutkan kecintaanNya terhadap seorang hamba, yakni di ayat 148, "Allah memberi balasan di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Allah mencintai para pelaku kebaapabilan." 

Di samping itu, Surah al-Maidah [5] juga menyebut dua kali ungkapan cinta Allah. Pertama, Allah mengingatkan Nabi Muhammad untuk memberbagi maaf, “Maafkan dan biarkan mereka. Sungguh Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik,” (QS. 5:13).

Yang kedua merupakan ayat 93 di surah al-Maidah. Kata cinta dipakai untuk menyebut kebaapabilan yang mengacu terhadap ketakwaan, keimanan dan lakukanan baik itu sendiri. “... apabila mereka bertakwa dan beriman, lalu mereka masih bertakwa dan beriman. Kemudian mereka masih bertakwa dan berbuat baik. Maka, Allah mencintai para pelaku kebaapabilan.”

Allah mencintai hamba yang berbuat baik menjadi sangat wajar sebab misi diutusnya para Nabi merupakan pembetulan sikap. Dalam suatu hadits yang sangat populer, “Sunguh aku (Nabi Muhammad) diutus untuk memyempurnakan kemuliaan akhlak,” (HR. Bukhari).

2. Orang yang bersih (al-muth:ohhiri:n)
Selain para para pelaku kebaapabilan alias al-muhsinin, orang yang bakal dicintai Allah merupakan orang yang bersih, al-mutathoh:iri:n alias al-muth:ohhiri:n. Bersih yang dimaksud merupakan bersih dengan cara lahiriah dalam pengertian leluasa dari segala kekotoran dan kedekilan, dan bersih dari noda spiritual.

Terkait noda lahiriah, Allah berfirman, “ ... Apabila mereka (istri) sudah suci (bebas dari haid), campurilah mereka sebagaimana yang diperintahkan Allah. Sungguh Allah mencintai orang yang bertaubat dan menyucikan diri,” (QS. Al-Baqarah [2]:222).

Kebersihan lahiriah mencakup kebersihan dengan cara luas, yakni badan dan lingkungan. Untuk menegaskan alangkah penting kebersihan ini, Nabi Muhammad saw bersabda, “Kebersihan merupakan tahap dari (ekspresi) keimanan,” (HR. Muslim).

Saking pentingnya kebersihan ini, syariat sudah meharuskan mandi minimal setiap Jumat dan alias apabila tubuh sudah kotor alias berhadats. Setiap bakal shalat pun, bersuci (wudhu atau, dalam beberapa permasalahan, mandi besar) merupakan harus.

Terkait kebersihan lingkungan, jauh-jauh hari Nabi Muhammad memberika peringatan, “Sesungguhnya Allah Mahabaik, Dirinya mencintai kebaikan; Mahabersih, mencintai kebersihan; Mahamulia, mencintai kemuliaan; Mahadermawan, mencintai kedermawanan. Oleh sebab itu, bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru orang-orang Yahudi (gemar mencemari lingkungan),” (HR. Tirmidzi).

Kebersihan kedua mengacu terhadap kebersihan jiwa alias ruhaniah. Dalam faktor ini, al-Qur’an menyebutkan, “Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak awal merupakan lebih layak untuk kalian shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang yang ingin membersihkan diri. Maka, Allah mencintai orang-orang yang membersihkan diri,” (QS. Attaubah [9]:108).

Orang yang menegakkan shalat di masjid dengan cara langsung membersihkan baik jasmani maupun ruhaninya. Oleh sebab itu, Allah menegaskan kecintaanNya terhadap hamba tersebut.

3. Orang yang bertakwa (al-muttaqi:n)
orang yang bakal dicintai Allah selanjutnya merupakan al-muttaqi:n alias ‘orang yang bertakwa’. Dari akar katanya, taqwa berarti ‘merawat alias menjaga’, yakni merawat diri untuk semakin berbuat baik sekaligus menjaga diri dari semua faktor yang memenyesalkan.

Dalam setiap lakukanan dan ucapan, orang yang bertakwa rutin mengharap ridha Allah dan menghindari murka-Nya. Imam Ali bin Abi Thalib menyebut bahwa sebaik-baik orang di dunia merupakan yang dermawan dan sebaik-baik orang di akhirat merupakan orang yang bertakwa.

Setidaknya, ada tiga ayat yang menegaskan kecintaan Allah terhadap orang yang bertakwa ini. Pertama, surah Ali Imran ayat 76, yang menyebut ketakwaan dengan pemenuhan janji, “Siapa yang menepati janji dan bertakwa, maka sungguh Allah mencintai orang yang bertakwa.”

Selanjutnya, orang yang bertakwa juga diasosiasikan dengan orang yang menepati perjanjian. Allah berfirman, “... terhadap mereka, penuhilah janji hingga batas waktu yang ditentukan. Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertakwa,” (QS. Attaubah [9]: 4).

Di Surah yang sama, Allah menyebut kecintaanNya terhadap hamba yang bertakwa ini. Di sini, takwa berkaitan dengan kejujuran dalam bersikap, “... Apabila mereka jujur kepadamu, jujurlah terhadap mereka. Sungguh Allah mencintai orang yang bertakwa,” (9:7).

Kata taqwa sendiri disebut 151 kali dalam beberapa bentuk derivasinya dalam al-Qur’an. Faktor ini menjadi indikasi alangkah pentingnya ketakwaan tersebut. Bahkan, Allah menjadikan ketakwaan sebagai standard kemuliaan seseorang.

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian di segi Allah merupakan yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujarat [49]: 13).

4. Orang yang adil
Di daftar keempat orang yang dicintai Allah merupakan hamba yang adil. Keadilan dalam Islam tidak bisa ditawar, baik terhadap orang Muslim sendiri maupun orang selainnya.

Bahkan, keadilan menjadi inti dari misi kenabian. “”Sunguh, kami utus para rasul dengan bukti yang nyata dan kami turunkan bersama mereka kitab dan takaran (keadilan) agar manusia bisa berlaku adil,” (QS. al-Hadid [57]: 25).

Dalam pandangan Islam, adil mengacu terhadap menempatkan sesuatu di tempat yang cocok. Juga, adil mempunyai makna memberbagi peluang dan perlakuan yang sama terhadap semua orang.

Saking pentingnya keadilan ini, Nabi Muhammad bersabda bahwa ada tujuh golongan yang mendapat naungan di Hari Kiamat kala yang lain tidak memperolehnya, salah satunya yakni pemimpin yang adil. (HR. Muslim).

Tak heran, apabila setidak sedikit tiga kali Allah menegaskan kecintaanNya pada hamba dengan nilai semacam ini, “Apabila engkau memberi putusan, putuskanlah dengan adil. Sungguh Allah mencintai orang yang adil,” (QS. al-Maidah [5]: 42).

Di surah Hujurat, Allah mengulang ungkapan yang sama, “Damaikanlah keduanya dengan adil. Bertindak adillah. Sungguh Allah mencintai orang yang adil,” (49:9).

Terbaru, Allah menyebutkan cinta terhadap orang yang adil di surah al-Mumtahanah ayat 8, “Allah tidak sempat melarang kalian berbuat baik dan adil terhadap orang (kafir) yang tidak memerangi dan mengusir kalian dari kampung halamanmu. Sungguh Allah mencintai orang yang adil.”

Agama Islam sangat menekankan keadilan. Bahkan Allah memperingatkan agar kami rutin berlaku adil meskipun sedang berhadapan dengan orang yang kami benci. Pasalnya, keadilan merupakan suatu ekspresi keimanan (lihat al-Maidah [5]:8).

Sumber : http://gayanasib.archive.rimanews.com

Postingan populer dari blog ini

Baru Seminggu Suaminya Meninggal. Ibu Ini Berhubbungan Dengan Anaknya Sendiri Atas Dasar Sama­ Sama Suka.

Ternyata Cium Janda 1 Menit Dapat Perpanjang Umur 1 Tahun, ini Faktanya

Video Siswi SMA Melahirkan di Kelas saat Jam Pelajaran Buat Geger Netizen